LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM (PENGENALAN BAHAN PAKAN)
LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM
(PENGENALAN BAHAN PAKAN)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum pada Jurusan Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Oleh:
MUSFIRA
60700117020
LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak baik itu yang organik mapu nonorganic dan banyak mengandung kandungan nutirisi yang baik untuk kesehatan ternak serta tidak dapat mengaggu pencernaan ternak.
Pentingnya bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat (Kamal, 2010).
Pakan merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak yang memiliki sumber energi dan zat-zat gizi, kecuali air. Bahan pakan adalah komponen ransum yang dapat memberikan manfaat bagi ternak yang mengkonsumsinya. Ransum merupakan faktor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan, karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi ternak (Indrakusuma, 2017 ).
Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui bahan pakan secara makroskopis meliputi tekstur, warna, aroma, asal dan sumber pada masing- masing bahan pakan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini, yaitu bagaimana cara mengetahui bahan pakan secara makroskopis, meliputi tekstur, warna, aroma, asal dan sumber pada masing- masing bahan pakan?
C. Tujuan praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini, yaitu untuk mengetahui bahan pakan secara makroskopis, meliputi tekstur, warna, aroma, asal dan sumber pada masing- masing bahan pakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak tersebut. Mengenali bahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan. Bahan pakan merupakan suatu bahan yang dapat dimakan,disukai, dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi, bermanfaat bagi ternak dan tidak menganggu kesehatan ternak tersebut. Secara umum bahan pakan terbagi dalam delapan kelas yaitu: hijuan kering atau jerami padi, hijauan segar, Silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin dan Additive pakan (Hasbullah, 2012).
Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi, ayam, kambing maupun hewan ternak lainnya mencari alternatif pakan selain hijauan dan dedak padi pada umumnya. Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein, sumber energi, mineral dan lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi ternak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani (Fanindi, 2014).
Pengenalan terhadap jenis-jenis bahan pakan sangat penting utamanya untuk mengetahui potensi masing-masing bahan pakan tersebut. Dengan mengenal dan mengetahui potensi yang dimiliki oleh bahan pakan, maka keunggulan dan kekurangan bahan pakan tersebut dapat diketahui. Keunggulan dan kekurangan bahan-bahan pakan merupakan faktor yang sangat berperan penting dalam putusan pemilihan bahan pakan penyusun suatu ransum atau pakan ternak. Analisa secara ekonomis dapat dimulai ketika mengenal potensi bahan pakan ternak. Keputusan untuk membeli bahan pakan dalam jumlah besar atau kecil harus mempertimbangkan potensi bahan pakan yang bersangkutan (Herdiawan, 2013).
Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16:10 yang berbunyi:
uqèd ü“Ï%©!$# tAt“Rr& šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ( /ä3©9 çm÷ZÏiB Ò>#tx© çm÷ZÏBur Öyfx© ÏmŠÏù šcqßJŠÅ¡è@ ÇÊÉÈ
Terjemahnya:
10. Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Ayat diatas menjelaskan bahwa ketika Allah telah menyebutkan apa yang telah Dia berikan nikmat kepada mereka, yaitu berupa binatang-binatang ternak dan binatang-binatang melata. Mulailah Dia menyebutkan nikmat-Nya yang diberikan kepada mereka yaitu berupa turunnya hujan dari langit, yang di dalam hujan itu ada air minum dan kenikmatan dunia untuk mereka dan binatang-binatang mereka. Maka Allah berfirman: lakum minHu syaraabun (“Dan untukmu sebagiannya menjadi minuman.”) Maksudnya, Allah menjadikannya tawar lagi cair, yang mudah bagimu meminumnya, dan Allah tidak menjadikannya asin lagi pahit. Wa minHu syajarun fiiHi tusiimuun (“Dan sebagiannya [menyuburkan] tumbuh-tumbuhan yang [pada tempat tumbuhnya] kamu mengembalakan ternakmu.”) Maksudnya Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dari hujan itu untukmu yang kamu semua menggembalakan ternak-ternakmu di tempat itu (Tafsir Ibnu Katsir, 2011).
B. Pengelompokan Bahan Pakan
1. Berdasarkan Sumber
Menurut Syamsu, dkk., (2013), pengelompokan bahan pakan berdasar sumbernya terdiri atas:
a. Sumber energi
Termasuk kedalam golongan ini adalah semua bahan pakan yang kandungan proteinnya (PK) kurang dari 20% dengan konsentrasi serat kasar (SK) dibawah 18%. Berdasarkan sumbernya bahan pakan sumber enrgi dibedakan menjadi empat golongan kelompok yaitu; kelompok serelia atau biji-bijian (jagung, gandum dan sergum), kelompok hasil sampingan serelia (limbah penggilingan), kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya) dan kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).
b. Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan yang mempunyai protein di atas 20% (berasal dari hewan atau tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu; kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingannya (daun nangka,daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil), kelompok hijauan yang sengaja ditanam (misalnya, lamtoro, turi, kaliandara, gamal dan sentro), kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
c. Sumber vitamin dan mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.
2. Berdasarkan asal
Menurut Agus (2013), pengelompokan bahan pakan berdasarkan asalnya terbagi atas 2, yaitu:
a. Asal nabati
Bahan pakan yang berasal dari tanaman dan hasil ikutannya, seperti: umbi-umbian dan limbahnya, limbah industri perkebunan, limbah pertanian dan hijauan.
b. Asal hewani
Bahan pakan yang berasal dari hewan dan hasil ikutannya, seperti: bahan pakan asal ternak dan limbahnya, susu dan limbah pengolahannya, limbah peternakan ayam dan bahan pakan asal ikan dan udang.
C. Jenis-jenis Bahan Pakan
1. Bahan pakan asal hijauan
Hijauan umumnya terdiri dari dari berbagai jenis rumput liar, limbah dan hasil ikutan pertanian, rumput jenis unggul yang dibudidayakan dan berbagai jenis Leguminosa. Hijauan tersebut merupakan bahan pakan yang kandungan serat kasarnya relatif tinggi. Pakan hijauan yang sudah tua mengandung serat kasar yang tinggi. Hal ini menunjukkan hijauan yang tua tersebut kurang bermutu. Hijauan yang bermutu baik adalah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Kandungan protein Leguminosa lebih dari 20%, sedangkan rumput kurang dari 10% (Hasbullah, 2012).
a. Rumput pahit (Axonopus compreccus)
Daun jukut pahit lanset, pada bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersebar sedang sebelah bawah tidak berbulu serta memiliki daun yang berwarna hijau tua (Nahar, 2010).
b. Rumput jarum (Chrisopogon ariculatus)
Daun rumput jarum berwarna hijau muda hingga tua dengan bagian permukaan merata dan pertulangan memanjang atau bergaris dari pangkal atas kebawah atau sebaliknya dengan warna keputihan. Rumput jarum memiliki tekstur yang halus. (Burham, 2013).
c. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Rumput teki memiliki daun antara 4-10 helai dan terkumpul di pangkal batang. Akar dan pelepah daunnya tertutup oleh tanah, helaian daun seperti pita yang bersilang berjajar, permukaan atas berwarna hijau tua mengkilat dan memanjang antara 10-30 cm dengan lebar mencapai 3-6 cm, memiliki rambut halus, berwarna kecoklatan dan memiliki tekstur yang kasar (Ridla, 2014).
d. Alang-alang (Imperata cylindrica)
Bunga berbentuk silinder dengan buah alang alang adalah berjenis bulir, bertekstur kasar, berukuran kecil yang bertangkai pendek. Ukurannya 1 mm dan berwarna coklat tua (Zakariah, 2011).
e. Rumput buffel (Cenchrus ciliaris)
Chencrus ciliaris memiliki daun berbentuk pisau linier 2-13 mm dengan lebar 3-30 cm dan berwarna hijau, scabrous, kadang-kadang berbulu di dasar malai yang tegak, berwarna ungu, serta memiliki tekstur kasar (Indrakusuma, 2017).
2. Bahan pakan asal legum
a. Sentro (Centrosema pubescens)
Tanaman ini dapat tumbuh di daerah yang kering, namun hanya berlangsung 3 – 4 bulan, melebihi itu maka akan mati. Warna daun hijau tua dan warna bunga keunguan serta memiliki tektur yang kasar (Arias, 2016).
b. Kacang pintoi (Arachis pintoi)
Arachis pintoi sangat baik ditanam sebagai tanaman penutup tanah, sebagai hijauan pakan, tanaman hias di taman taman kota, di pinggir-pinggir jalan raya dan pengontrol erosi pada lahan miring serta memiliki warna daun hijau muda dan bunga berwarna kuning serta memiliki tekstur yang halus (Devilya, 2017).
c. Kudzu (Pueraria phaseoloides)
Kudzu dapat digunakan oleh hewan penggembalaan, karena berkualitas tinggi, memiliki kandungan protein dan memiliki tekstur yang kasar sebagai hijauan asal legum serta memiliki warna daun hijau tua (Wahyu, 2012).
d. Desmodium (Desmodium trifolium)
Tanaman Desmodium ini adalah tanaman menjalar yang tumbuh di tanah. Ia memiliki tiga daun dengan tepi halus dan garis putih ke tengah, mulai dari putih terang ke garis abu-abu hampir tidak terlihat, tergantung pada nutrisi dari tanah. Daun berwarna hijau, merah atau keduanya yaitu hijau kemerah-merahan dengan rambut sangat kecil di bagian batangnya dan memiliki tekstur yang halus (Fanindi, 2014).
3. Bahan pakan tanaman lain
Bahan pakan tanaman lain, contohnya yaitu putri malu (Mimosa pudica). Daun putri malu berupa daun majemuk yang menyirip ganda dua sempurna. Daun berwarna hijau tua, tetapi pada bagian tepi daun berwarna keungguan dan memiliki tekstur yang kasar. Bila daun disentuh akan menutup dengan cepat dan akan normal kembali setelah beberapa menit (Burham, 2013).
4. Bahan pakan asal limbah
Adapun bahan pakan yang berasal dari sisa pertanian dan perkebunan, yaitu:
a. Tepung tongkol jagung
Tongkol jagung/janggel adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung dirontokkan dari buahnya. Sifat tongkol jagung yang memiliki kandungan karbon yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengeringkan 6 ton jagung dari kadar air 32.5% sampai 13.7% bb selama 7 jam diperlukan sekitar 30 kg tongkol jagung kering per jam (Herdiawan, 2013).
b. Tepung sukun
Tepung sukun diperoleh dari buah sukun tua yang diolah melalui proses penepungan. Tepung sukun digunakan sebagai produk perantara karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi sehingga dapat menunjang gizi masayarakat. Keunggulan dari pengolahan buah sukun menjadi tepung sukun adalah tepung sukun lebih praktis dan lebih mudah ditrisbusikan, meningkatkan daya guna, hasil guna dan nilai guna, lebih mudah diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, lebih mudah dicampur dengan tepung-tepung dan bahan lainnya (Wahyu, 2012).
c. Tepung ikan
Tepung ikan merupakan bahan pakan sumber protein yang berasal dari bahan hewani. Tepung ikan digunakan untuk mencukupi kebutuhan protein pada ransum unggas dan non-ruminansia. Tepung ikan dibuat dari hasil sisa pembuatan minyak ikan dan hasil sisa industri ikan dari berbagai macam ikan laut dan ikan darat sisa yang sudah tidak dijual untuk dikonsumsi manusia (Taringan, 2014).
d. Tepung daging dan tulang
Berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat, kemudian dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut tepung daging dan tulang. Tepung tulang digunakan sebagai sumber kalsium, terutama untuk unggas yang sedang/dalam masa pertumbuhan. Tepung tulang mengandung kalsium antara 24% - 30% dan fosfor 12%. Namun, penggunaannya antara 2,5–10% dalam formula pakan dan hanya terbatas sebagai pelengkap jika nutrisi dalam komposisi bahan pakan yang ada tidak mencukupi (Devilya, 2017).
e. Tepung Daun kelor (Morigaoleifera)
Daun kelor mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besidan protein dalam jumlah yang tinggi, mudah dicerna, dan diasimilasi oleh tubuh manusia (6). Daun kelor merupakan bahan makanan segar sehingga cepat mengalami kerusakan. Pengolahan daun kelor menjadi tepung dapat memperpanjang masa simpan daun kelor (Widodo, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakanya pratikum ini pada hari Jumat pada tanggal 17 Mei 2019 pukul 15.30-17.00 WITA bertempat di Laboratorium Peternnakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu kertas, alat tulis menulis dan kamera hp.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu Rumput pahit (Axonopus compressus), Rumput jarum (Chrisopogon ariculatus), Rumput Teki (Cyperus rotundus), Rumput buffel (Cenchrus ciliaris), Alang-alang (Imperata cylindrica), Kacang pintoi (Arachis pintoi), Sentro (Centocema pubescens), Kudzu (Pueraria phaseoloides), Desmodium (Desmodium trifolium), Putri malu (Mimosa pudica), Tepung Tongkol Jagung, Moringa oliefera, Ampas Jambu, Tepung Sukun, Tepung Ikan serta Tepung daging dan tulang.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memisahkan tiap jenis bahan pakan hijauan, legume dan bahan pakan lainnya
3. Mengamati tiap jenis bahan pakan berdasarkan warna, tekstur, aroma, asal dan sumber
4. Mencatat hasil pengamatan
5. Mengambil gambar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini, yaitu:
Tabel 1. Hasil pengamatan jenis-jenis bahan pakan
No
|
Nama pakan
|
Warna
|
Tekstur
|
Aroma
|
Asal
|
Sumber
|
1
|
Rumput pahit (Axonopus compressus)
|
Hijau tua
|
Halus
|
Khas rumput
|
Nabati
|
Karbohidrat
|
2
|
Rumput jarum (Chrisopogon ariculatus)
|
Merah tua
|
Kasar
|
Khas rumput
|
Nabati
|
Karbohidrat
|
3
|
Rumput teki (Cyperus rotundus)
|
Hijau tua
|
Kasar
|
Khas rumput
|
Nabati
|
Karbohidrat
|
4
|
Alang-alang (Imperata cylindrica)
|
Hijau tua
|
Kasar
|
Khas rumput
|
Nabati
|
Karbohidrat
|
5
|
Rumput buffel (Cenchrus ciliaris)
|
Hijau tua
|
Kasar
|
Khas rumput
|
Nabati
|
Karbohidrat
|
6
|
Sentro (Centrocema pubescens)
|
Hijau tua
|
Halus
|
Khas legum
|
Nabati
|
Protein
|
7
|
Kudzu (Pueraria phaseoloides)
|
Hijau tua
|
Kasar
|
Khas legum
|
Nabati
|
Protein
|
8
|
Kacang pintoi (Arachis pintoi)
|
Hijau muda
|
Halus
|
Khas legum
|
Nabati
|
Protein
|
9
|
Desmodium (Desmodium trifolium)
|
Hijau tua
|
Halus
|
Khas legum
|
Nabati
|
Protein
|
10
|
Putri malu (Mimosa pudica)
|
Hijau tua
|
Kasar
|
Khas rumput
|
Nabati
|
Protein
|
11
|
Tepung tongkol jagung
|
Putih kecoklatan
|
Kasar
|
Khas jagung
|
Nabati
|
Protein
|
12
|
Moringa oliefera
|
Hijau tua
|
Kasar
|
Bau khas
|
Nabati
|
Protein
|
13
|
Ampas jambu
|
Coklat
|
Kasar
|
Bau khas
|
Nabati
|
Protein
|
14
|
Tepung sukun
|
Putih
|
Halus
|
Bau khas
|
Nabati
|
Protein
|
15
|
Tepung ikan
|
Coklat
|
Halus
|
Bau terasi
|
Hewani
|
Protein
|
16
|
Tepung daging dan tulang
|
Coklat
|
Halus
|
Bau daging
|
Hewani
|
Protein
|
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.
Tabel 2. Gambar Bahan Pakan
No
|
Bahan Pakan
| |
1.
|
Rumput pahit (Axonopus compressus)
| |
2.
|
Rumput jarum (Chrisopogon ariculatus)
| |
3.
|
Rumput teki (Cyperus rotundus)
| |
4.
|
Rumput buffel (Cenchrus ciliaris)
| |
5.
|
Alang-alang (Imperata cylindrica)
| |
6.
|
Kacang pintoi (Arachis pintoi)
| |
7.
|
Sentro (Centocema pubescens)
| |
8.
|
Kudzu (Pueraria phaseoloides)
| |
9.
|
Desmodium (Desmodium trifolium)
| |
10.
|
Putri malu (Mimosa pudica).
| |
11
|
Tepung sukun
| |
12
|
Tepung daun kelor
| |
13
|
Tepung tongkol jagung
| |
14
|
Ampas jambu air
| |
15
|
Tepung ikan
| |
16.
|
Tepung daging dan tulang
|
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput pahit (Axonopus compressus), memiliki warna hijau tua, tekstur halus, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Nahar (2010), bahwa daun jukut pahit lanset, pada bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersebar sedang sebelah bawah tidak berbulu serta memiliki daun yang berwarna hijau tua.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput jarum (Chrisopogon ariculatus), memiliki warna merah tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Burham (2013), bahwa daun rumput jarum berwarna hijau muda hingga tua dengan bagian permukaan merata dan pertulangan memanjang atau bergaris dari pangkal atas kebawah atau sebaliknya dengan warna keputihan. Rumput jarum memiliki tekstur yang halus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput teki (Cyperus rotundus), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ridla (2014), bahwa Rumput teki memiliki daun antara 4-10 helai dan terkumpul di pangkal batang. Akar dan pelepah daunnya tertutup oleh tanah, helaian daun seperti pita yang bersilang berjajar, permukaan atas berwarna hijau tua mengkilat dan memanjang antara 10-30 cm dengan lebar mencapai 3-6 cm, memiliki rambut halus, berwarna kecoklatan dan memiliki tekstur yang kasar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput buffel (Cenchrus ciliaris), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Indrakusuma (2017), bahwa Chencrus ciliaris memiliki daun berbentuk pisau linier 2-13 mm dengan lebar 3-30 cm dan berwarna hijau, scabrous, kadang-kadang berbulu di dasar malai yang tegak, berwarna ungu, serta memiliki tekstur kasar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Alang-alang (Imperata cylindrica), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Zakariah (2011), bahwa bunga berbentuk silinder dengan buah alang alang adalah berjenis bulir, bertekstur kasar, berukuran kecil yang bertangkai pendek. Ukurannya 1 mm dan berwarna coklat tua.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Sentro (Centrocema pubescens), memiliki warna hijau tua, tekstur halus, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Arias (2016), bahwa tanaman ini dapat tumbuh di daerah yang kering, namun hanya berlangsung 3-4 bulan, melebihi itu maka akan mati. Warna daun hijau dan warna bunga keunguan serta memiliki tektur yang kasar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Kacang pintoi (Arachis pintoi), memiliki warna hijau muda, tekstur halus, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Devilya (2017), bahwa Arachis pintoi sangat baik ditanam sebagai tanaman penutup tanah, sebagai hijauan pakan, tanaman hias di taman taman kota, di pinggir-pinggir jalan raya dan pengontrol erosi pada lahan miring serta memiliki warna daun hijau muda dan bunga berwarna kuning serta memiliki tekstur yang halus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Kudzu (Pueraria phaseoloides), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyu (2012), bahwa Kudzu dapat digunakan oleh hewan penggembalaan, karena berkualitas tinggi, memiliki kandungan protein dan memiliki tekstur yang kasar sebagai hijauan asal legum serta memiliki warna daun hijau tua.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Desmodium (Desmodium trifolium), memiliki warna hijau tua, tekstur halus, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Fanindi (2014), bahwa tanaman Desmodium ini adalah tanaman menjalar yang tumbuh di tanah. Ia memiliki tiga daun dengan tepi halus dan garis putih ke tengah, mulai dari putih terang ke garis abu-abu hampir tidak terlihat, tergantung pada nutrisi dari tanah. Daun berwarna hijau, merah atau keduanya yaitu hijau kemerah-merahan dengan rambut sangat kecil di bagian batangnya dan memiliki tekstur yang halus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Putri malu (Mimisa pudica), memiliki warna daun hijau tua, tekstur kasar, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Burham (2013), bahwa daun berwarna hijau tua, tetapi pada bagian tepi daun berwarna keungguan dan memiliki tekstur yang kasar. Bila daun disentuh akan menutup dengan cepat dan akan normal kembali setelah beberapa menit.
Tepung tongkol jagung memiliki warna kream, tekstur kasar, aroma khas tongkol jagung, asal nabati daun memilki sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Herdiawan (2013) yang mengatakan bahwa sifat tongkol jagung yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Tepung sukun memiliki warna kream, tekstur halus, aroma khas sukun, asal nabati daun memilki sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyu (2012) yang mengatakan bahwa Tepung sukun digunakan sebagai produk perantara karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi sehingga dapat menunjang gizi masayarakat.
Tepung ikan memiliki warna cokelat, tekstur kasar, aroma khas memiliki bau yang tengik, asal hewani dan sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Taringan (2014) yang mengatakan bahwa tepung ikan sering digunakan untuk mencukupi kebutuhan protein pada ransum unggas dan non-ruminansia.
Tepung daging dan tulang memiliki warna cokelat, tekstur halus, aroma khas memiliki bau yang tengik, asal hewani dan sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Devilya (2017) yang mengatakan bahwa Tepung tulang digunakan sebagai sumber kalsium, terutama untuk unggas yang sedang/dalam masa pertumbuhan. Tepung tulang mengandung kalsium antara 24% - 30% dan fosfor 12%.
Tepung Daun kelor memiliki warna hijau pekat, tekstur kasar, aroma khas memiliki daun kelor, asal nabati dan sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat Widodo (2013) yang mengatakan bahwa Daun kelor mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besidan protein dalam jumlah yang tinggi, mudah dicerna, dan diasimilasi oleh tubuh manusia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini, yaitu berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput pahit (Axonopus compressus), memiliki warna hijau tua, tekstur halus, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput jarum (Chrisopogon ariculatus), memiliki warna merah tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput teki (Cyperus rotundus), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Rumput buffel (Cenchrus ciliaris), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Alang-alang (Imperata cylindrica), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas rumput, berasal dari nabati dan sumber karbohidrat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Sentro (Centrocema pubescens), memiliki warna hijau tua, tekstur halus, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Kacang pintoi (Arachis pintoi), memiliki warna hijau muda, tekstur halus, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Kudzu (Pueraria phaseoloides), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Desmodium (Desmodium trifolium), memiliki warna hijau tua, tekstur halus, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bahan pakan hijauan, yaitu Putrimalu (Mimisa pudica), memiliki warna hijau tua, tekstur kasar, aroma khas legum, berasal dari nabati dan sumber protein. Tepung tongkol jagung memiliki warna kream, tekstur kasar, aroma khas tongkol jagung, asal nabati daun memilki sumber protein. Tepung sukun memiliki warna kream, tekstur halus, aroma khas sukun, asal nabati daun memilki sumber protein. Tepung ikan memiliki warna cokelat, tekstur kasar, aroma khas memiliki bau yang tengik, asal hewani dan sumber protein. Tepung daging dan tulang memiliki warna cokelat, tekstur halus, aroma khas memiliki bau yang tengik, asal hewani dan sumber protein. Tepung Daun kelor memiliki warna hijau pekat, tekstur kasar, aroma khas memiliki daun kelor, asal nabati dan sumber protein.
B. Saran
Saran pada praktikum ini, yaitu sebaiknya bahan yang dibutuhkan dilengkapi agar ketika kekurangan bahan, maka ada persediaan dari pihak laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, A. 2010. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Ardana Media: Yogyakarta.
Arias RA and DJ ftaqueen. 2016. Traditional uses and potential of the genus Centro in ftexicoand Central America. In D0 Evans, ed. International Workshop on the Genus Centro. Forest, Farm, and Community Tree Research. Reports: (Special issue). Winrock International. ftoff ilton, Arkansas, USA. p. 108-114.
Burham, R. T. 2013. Pupuk dan Pemupukan Tanaman Makanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro: Semarang.
Devilya. 2017. Kacang Hias (Arachis pintoi) Pada Usaha Tani Lahan Kering. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat: Bogor.
Fanindi, P. R. 2014. Pengaruh Macam Akselerator Terhdap Kualitas Fisik dan Kimiawi Silase Desmodium (Desodium trifolium). Skripsi. Un Published. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Hasbullah, Rethman NFG, Apostolides Z. 2012. Morphological and agronomic characterization of Desmodium.
Herdiawan, Nista D, Hindrawati S. 2013. Keunggulan tepung tongkol jagung sebagai pakan ternak. BPTU Sembawa: Sembawa (Indonesia):
Indrakusuma. 2017. Proposal (Cenchrus ciliaris) Rumput buffel. Cair Supra Alam Lestari. PT Surya Pratama Alam: Yogyakarta.
Kamal, D. A. 2010. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan: Jakarta.
Mustofa, W. Q. dan A. Setiawan. 2010. Produksi Benih. Penerbit Bumi Aksara Jakarta, bekerjasama dengan Pusat antar Universitas-Ilmu Hayat. Institut Pertanian: Bogor.
Nahar D. 2010. Perspektif fisiologi dalam pengembangan tanaman pangan di lahan marjinal. Dalam: Orasi ilmiah guru besar tetap fisiologi tanaman. Institut Pertanian Bogor: Bogor (Indonesia)
Ridla, S. 2014. Keunggulan rumput teki Sebagai Pakan Ternak. BPTU Sembawa, Ditjen Peternakan dan Keswan Jl. Raya Palembang-Pangkalan Balai Km.29 Sembawa.
Syamsu, A.J., L.A. Sofyan, K. Mudikdjo, dan G.Said. 2013. Daya dukung limbah pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia. Wartazoa 13(1):30-37.
Taringan dan B.S. Purwoko. 2014. Pengaruh Naungan Paranet Terhadap Sifat Toleransi Tanaman Talas (Penggunaan pakan tepung ikan (L.) Schott). Ilmu Pertanian, Vol. 10 No. 2: 17-25.
Wahyu I. 2012. Pertumbuhan tanaman pakan ternak leguminosa tumbuhan kudzu pada berbagai taraf perlakuan cekaman kekeringan. JITV. 18:258-264.
Widodo, D. 2013. Budidaya Tanaman Semusim Bagian Tepung daun kelor. Diktat Mata Kuliah Budidaya Tanaman Semusim. Fakultas Pertanian UGM: Yogyakarta.
Zakariah, 2011. Phytochemuical study and physical evaluation of Eleusine indica leves. Pharm Glob (IJCP). 1:1-2.
Comments
Post a Comment
Silahkan Berkomentar...!!!
Insya Allah kami akan merespon komentar Anda Secepatnya.